Nasib Naik-Turun Emil Audero: Tolak Bela Timnas Indonesia, Kini Harus Rela Jadi Kiper Pelapis di Liga Italia
![]() |
Emil Audero Tolak Bela Timnas Indonesia, Kini Harus Rela Jadi Kiper Pelapis di Liga Italia |
FOOTYNESIA - Siapa sangka, karier seorang Emil Audero, kiper keturunan Indonesia-Italia, justru mengalami kemunduran yang cukup mengejutkan.
Setelah sempat menjadi kiper andalan Inter Milan, kini ia harus rela menjadi kiper cadangan di klub promosi Serie A, Como 1907.
Kisah Emil Audero bermula ketika ia masih bermain untuk Juventus dan mendapat panggilan dari PSSI untuk membela Timnas Indonesia.
Namun, pemain berusia 27 tahun itu menolak tawaran tersebut dengan alasan masih berharap untuk mendapatkan kesempatan bermain di Timnas Italia.
Padahal, Emil Audero sebelumnya telah dipanggil ke berbagai kelompok umur tim nasional Italia, mulai dari U-15 hingga U-21.
Ia berharap suatu hari nanti bisa memperkuat Timnas Italia senior. Sayangnya, hingga saat ini, mimpi tersebut belum terwujud.
Karier Emil Audero sempat menanjak ketika ia dipinjamkan klub Italia Sampdoria ke klub Italia lainnya Inter Milan pada musim 2023-2024.
Namun, ia hanya mampu mencatatkan enam penampilan saja bersama Nerazzurri. Bahkan, saat masih berseragam Juventus, ia hanya memiliki satu caps.
Setelah meninggalkan Sampdoria, Emil Audero resmi bergabung dengan Como 1907 pada musim 2024-2025. Ia berharap bisa kembali menemukan performa terbaiknya dan menjadi kiper utama di klub barunya tersebut.
Sayangnya, harapan Emil Audero pupus sudah. Ia harus rela menjadi kiper cadangan di Como 1907, kalah bersaing dengan Pepe Reina yang berusia 41 tahun.
Dalam dua laga awal Liga Italia 2024-2025, posisi kiper dipercayakan kepada Reina, sementara Emil hanya duduk di bangku cadangan.
Banyak netizen Tanah Air yang meledek Emil Audero, menyebut semua ini adalah karma karena ia telah menolak membela Timnas Indonesia. Padahal, jika ia menerima tawaran PSSI, mungkin saja karier sepakbolanya akan lebih cerah.
Kini, Emil Audero harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya hanya menjadi kiper pelapis di Como 1907. Sebuah ironi yang sangat menyedihkan, mengingat ia pernah menjadi kiper andalan Inter Milan.
Tentu saja, situasi ini menjadi pukulan berat bagi Emil Audero. Ia harus bekerja ekstra keras untuk bisa kembali merebut posisi utama di timnya. Namun, dengan persaingan yang sengit di Serie A, hal itu bukanlah perkara mudah.
Kisah miris Emil Audero ini menjadi pelajaran berharga bagi para pemain muda Indonesia-Italia lainnya. Mereka harus bijak dalam memilih antara membela Timnas Indonesia atau Timnas Italia. Keputusan yang salah bisa berdampak buruk pada karier sepakbola mereka di masa depan.***